Hukum bacaan ra sukun tanpa kita sadari ternyata kita telah mempelajarinya pada waktu duduk dibangku sekolah dasar , namun karena sangking lamanya kita tidak mengulangi jadi wajar deh , kalau kita lupa , akan tetapi berbeda lagi ceritanya , meskipun kita tidak pernah mempelajarinya secara terus menerus tetapi setiap membaca Al-Qur'an langsung di praktekan ilmu tajwidnya , maka dengan sendirinya kita akan ingat terus sampai akhir hayat hehhehe.
Tanpa panjang lebar mari kita belajar hukum ra' , tapi sebelumnya alangkah baiknya jika kita melihat terlebih dahulu , skema hukum ra sebagai berikut ;
Pengertian Bacaan Ra' Tafkhim Contoh dan Cara Membacanya
Tafkhim menurut bahasa adalah tebal , sedangkan menurut istilah Tafkhim (تَفْخِيْمُ)adalah menebalkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan menjorokkan ke depan (bahasa Jawa mecucu).Cara membacanya yaitu dengan bibir sedikit kemuka atau monyong.Ra' Wajib hukumnya dibacal tebal ( tafkhim ) manakala:
- Ra bertanda baca fathah. Contoh:
- Ra bertanda baca dammah. Contoh:
- Ra bertanda sukun (mati), sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang difathah. Contoh:
- Ra bertanda suku, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang didammah. Contoh:
- Ra yang bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang dikasrah, namun kasrah ini bukan asli tetapi baru datang. Contoh:
اِرْجِعِيْ، اِرْحَمْ، اِرْجِعُوْا، اَمِ ارْتَابُوْا
- Ra bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berharakat kasrah asli dan sesudah ra bertemu dengan huruf isti’la (حَرْفُ اِسْتِعْلاَءٍ) yang terdapat tujuh huruf yang terkumpul pada kalimat: <خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ Contoh:
Pengertian Bacaan Ra' Tarqiq Contoh dan Cara Membacanya
Menurut bahasa Tarqiq (تَرْقِيْقٌ) adalah tibis sedangkan menurut istilah Tarqiq (تَرْقِيْقٌ) adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis. dan Cara membacanya yaitu dengan menarik bibir sedikit mundur sehingga agak meringis.
Ra' wajib dibaca tarqiq apabila ;
- Huruf ra’ itu sendiri di baca kasroh, contoh: فَرِ يْقٌ فِي ا لْجَنَّةِ
- Huruf ra’ di baca sukun dan terletak setelah huruf yang di baca kasroh, Dan sesudahny a bukan huruf isti’la’, contoh فِرْ عَوْ نَ مِرْ يَةٍ
- Apabila dalam keadaan waaf atau di waqafkan, sedangkan huruf sebelumumnya bertanda baca kasrah. Contoh هُوَ ا لْكَا فِرُ مِنْ نَا صِرٍ تَسْتَكْثِرُ Atau dalam keadaan waqaf atau di waqafkan, sedangkan di antara Huruf ra dengan huruf yang bertanda baca kasrah terdapat huruf bertanda baca sukun, contoh: باِ لسِّحْرِ
- Apabila dalam keadaan di waqafkan, sedang huruf sebelumnya huruf ya ,Yang bertanda baca sukun, contoh: ,وَ اِ لَي ا لله ِا لْمَصِيْرُ عَلَي كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Hukum Bacaan Ra' jawazul wajhain Beserta Contohnya
jawazul wajhain ( جواز الـوجـهـيـن ) secara bahasa artinya boleh wajah dua , sedangkanmenurut istilah jawazul wajhain adalah ra yang boleh dibaca tafkhim (tebal) atau tarqiq (tipis). Jika ada ra sukun didahului oleh huruf berharakat kasrah sesudahnya ada huruf isti’la bearharakat kasrah . (huruf isti’la’ yang dikasrah + رْ + ـِـ ) .contohnya :مِنْ عِرْضِهِ - بِحِرْصٍItulah 3 hukum bacaan Ra' yang terdiri dari Ra' Tafkhim, Tarqiq dan jawazul wajhainyang dilengkapi dengan contoh dan syarat - syaratnya yang dapat saya bagikan kepada sobat sekalian yang ingin mempelajari ilmu tajwid tentang bab ra' . Semoga artikel ini dapat membantu sobat memhami lebih dalam tentang ilmu tajwid , cukup sekian dari saya Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,
0 Response to "Hukum Bacaan Ra' Tafkhim, Tarqiq dan jawazul wajhain + Contoh"
Posting Komentar